PENDAHULUAN
Debit merupakan banyaknya jumlah air
yang mengalir pada suatu ruang atau saluran dalam satuan waktu. Debit memiliki
satuan m3/detik yang merupakan hasil yang diperoleh dari besarnya luas
penampang saluran dikali dengan kecepatan aliran. DAS atau daerah aliran sungai
merupakan salah satu saluran terbuka yang memiliki fungsi untuk menyediakan
kebutuhan air tanaman pada lahan-lahan
pertanian dengan kualitas yang baik dan dengan kuantitas yang besar
sehingga mencukupi kebutuhan irigasi tanaman yang terdapat pada lahan yang ada
pada area yang terairi olehnya. Dengan keadaan yang seperti ini DAS akan mampu
mengalirkan air sampai ke bagian hilir sehingga semua yang berada diwilayah
aliran sungai akan mendapatkan air untuk kebutuhan pertanian,keramba dan lain
sebagainya . Untuk menganalisa
kebutuhan air lahan pertanian tentunya dibutuhkan perhitungan perhitungan tertentu yang
berkaitan dengan pengukuran debit ini. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
apakah jumlah air yang tersedia mencukupi kebutuhan tanaman pada lahan
pertanian atau sebaliknya.Sehingga kita bisa melakukan tindakan-tindakan
tertentu apabila kebutuhan air yang tersedia kurang dari jumlah kebutuhan air
tanaman yang sedang diusahakan pada suatu lahan yang dilalui oleh saluran
irigasi. Irigasi sangat erat hubungannya dengan pertanian. Dibidang pertanian
irigasi berfungsi untuk menyuplai pasokan air ke lahan pertanian agar kebutuhan
air tanaman dapat terpenuhi sesuai dengan standar kebutuhannya. Dalam bidang
teknik pertanian sendiri irigasi merupakan hal yang dibutukan untuk menganalisa
kelayakan suatu irigasi sehingga tujuan ke lahan pertanian dapat terpenuhi
secara sempurna.Selain itu irigasi dibidang teknik pertanian juga dapat
digunakan sebagai media analisa untuk membuat atau membangun jaringan irigsi
yang baru (Musyawir 2009).
Untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman
perlu dilakukan pengukuran debit air guna untuk mengetahui berapa banyak air
yang dibutuhkan oleh tanaman. Debit air merupakan ukuran banyaknya volume air
yang dapat lewat dalam suatu tempat atau yang dapat di tampung dalam sutau
tempat tiap satu satuan waktu.Dalam suatu jaringan irigasi, kita perlu mengetahui
seberapa besar debit air yang mengalir di sungai tersebut dan seberapa cepat
aliran airnya itu. Dengan adanya debit kita bisa mengetahui dan mendistribusi
kan air secara efesien dan tidak ada air yang tidak terpakai.
DASAR TEORI
·
Pengukuran
kecepatan aliran dilakukan dengan cara antara lain:
- Menggunakan alat pengukur aliran (current meter) mengukur kecepatan rata-rata pada segmen-segmen penampang dengan membagi-bagi penampang saluran secara vertikal.
- Menggunakan pelampung yang dihanyutkan ke dalam aliran dengan mencatat laju pelampung pada jarak tertentu.
·
Pengukuran debit cara sederhana untuk mengukur debit
adalah dengan cara tidak langsung yaitu dengan pengukuran kecepatan aliran.
a.
Pengukuran dengan pelampung
Pengukuran
dengan pelampung adalah metode tertua dan paling sederhana yang dilakukan untuk
menghitung kecepatan aliran di saluran terbuka. Pengukuran dilakukan dengan
cara mengamati waktu yang diperlukan pelampung untuk melewati jarak yang telah
ditentukan.
Pengukuran
dengan pelampung:
-
Penggal sungai AB ditentukan jarak (L).
-
Pelampung dilepas di titik 0 ke titik A sepanjang
jarak yang telah ditentukan dengan tujuan agar kecepatan pelampung stabil.
Setelah pelampung mencapai titik A pengukuran waktu dilakukan hingga mencapai
titik B dengan menggunakan stopwatch. Dari hasil pengukuran waktu tersebut maka
akan didapatkan nilai kecepatan (V) dengan membagi jarak (L) terhadap waktu (T)
yang didapat dari hasil pengukuran.
-
Lebar sungai sebaiknya dibagi 3 (tiga) bagian yaitu
kanan-tengah-kiri.
-
Pengukuran sebaiknya dilaksanakan setiap ½ jam.
-
Kecepatan rata-rata vertikal perlu dikalikan dengan
faktor K:
§ K = 0,85
§ K = 0,60 untuk
kedalaman kurang dari 0,5 m
§ K = 0,90 – 0,95 untuk
kedalaman lebih dari 4 m
b.
Pengukuran dengan Current
meter
·
V = a*n + b
·
Current meter yang dipakai sumbu
mendatar.
·
Pengukuran vertikal pada dua titik 0,2H dan 0,8H
(H=kedalaman); V = V0,2 + V0,8)/2
·
Pengukuran vertikal pada tiga titik:
V = ½ (V0,6 + (V0,2 +
V0,8)/2)
·
Pengukuran vertikal pada empat dan lima titik:
V = (V0,2 + 2 V0,6 +
V0,8)/4
V = (Vp + 3 V0,2 + 2
V0,6 + 3 V0,8 + Vd)/10
TUJUAN
Dalam
percobaan ini diharapkan agar praktikan mampu memahami bagaimana cara
pengukuran debit pada saluran alam, serta dapat mengaplikasikannya dalam bidang
ilmu Teknik Mesin dan Biosistem. Tujuan praktkum meliputi:
- Menentukan bilangan Froude berdasarkan debit yang mengalir.
- Menentukan kecepatan rata-rata vertikal pada percobaan current meter.
- Menentukan kecepatan rata-rata (permukaan) pada percobaan pelampung.
- Menentukan debit pada saluran alam.
METODOLOGI
·
Pengukuran kecepatan aliran permukaan dengan
pelampung mengikuti prosedur sebagai berikut:
1.
Mempersiapkan daerah pengukuran pada saluran
alam (sungai) dengan patok-patok ditandai dengan titik 0, titik A, dan titik B.
2.
Menentukan jarak titik 0 ke titik A dan jarak
titik A ke titik B.
3.
Melepaskan pelampung dari titik 0 sejauh 10
meter menuju titik A dengan tujuan agar kecepatan pelampung menjadi stabil.
Kemudian ketika pelampung mencapai titik A maka dilakukan perhitungan waktu
hingga pelampung mencapai titik B.
4.
Pekerjaan di atas dilakukan di daerah kiri,
kemudian tengah dan kanan, kemudian diulangi sebanyak 3 kali, untuk mendapatkan
harga kecepatan rata-rata.
·
Pengukuran kecepatan aliran dengan Current meter mengikuti prosedur sebagai
berikut:
1.
Menyiapkan satu unit Current meter.
2.
Mengukur penampang melintang saluran yang akan
digunakan sebagai saluran percobaan.
3.
Semua peralatan setelah siap, kemudian
membagi-bagi penampang aliran menjadi 3 (tiga) pias atau bagian dengan lebar
permukaan yang sama.
4.
Mengukur tinggi air penampang basah saluran,
lebar permukaan basah dan lebar permukaan air setiap pias.
5.
Memasukkan stik dan propeller Current meter
kedalam saluran dan ditempatkan pada masing-masing kedalaman 0,2 H; 0,6 H; 0,8
H; (H = tinggi muka air dari dasar saluran). Dipilih sesuai kedalaman aliran.
6.
Menempatkan Propeller
tegak lurus menghadap arus aliran, setelah tepat pada posisi yang dimaksud
kemudian menekan tombol pada counter
bersamaan dengan itu juga menjalankan stopwatch sampai pada interval waktu
tertentu (50 detik) counter dan menghentikan stopwatch, kemudian mencatat jumlah putaran (N) pada counter.
7.
Mengulangi percobaan di atas diulang sebanyak 3
kali untuk beberapa tinggi muka air (H) sesuai dengan perubahan aliran yang
ditentukan.
8.
Menghitung kecepatan tiap pengukuran,
menghitung kecepatan rata-rata.
HASIL
A. Pengukuran
Kecepatan dengan Pelampung
Lebar sungai :
18,8 m α
= 0,05
Asumsi kedalaman air :
4 m γ
= 0,8985
Asumsi kedalaman pelampung : 0,1 m
Tabel 1 Data pengukuran dengan metode pelampung
No
|
Pengukuran
|
Panjang L
|
Waktu T
|
U = L/T
|
Urata2
|
Kecepatan aliran
|
(m)
|
(dt)
|
(m/dt)
|
(m/dt)
|
(V(m/det))
|
||
1
|
Kiri
|
50
|
111,5
|
0,448
|
||
Kiri
|
50
|
115,8
|
0,432
|
0,429
|
0,384
|
|
Kiri
|
50
|
123,1
|
0,406
|
|||
2
|
Tengah
|
50
|
97,7
|
0,512
|
||
Tengah
|
50
|
97,3
|
0,514
|
0,517
|
0,463
|
|
Tengah
|
50
|
95,3
|
0,525
|
|||
3
|
Kanan
|
50
|
105,2
|
0,475
|
||
Kanan
|
50
|
105,9
|
0,472
|
0,498
|
0,446
|
|
Kanan
|
50
|
91,2
|
0,548
|
|||
Urata-rata
|
0,481
|
0,481
|
Contoh perhitungan :
- U (m/dt) = L/T = 50/ 111,5 = 0,448 (m/dt)
- Urata-rata = (U11 + U12 + U13)/3 = (0,448+0,432+0,406) = 0,429 (m/dt)
- Kecepatan aliran (V) = u * γ = 0,429 * 0,8985 = 0,384 (m/dt)
B. Pengukuran
Kecepatan dengan Current meter
Lebar sungai : 18, 8 m
Tabel 2
Data pengukuran dengan metode current
meter
Pias ke
|
Kedalaman
|
Titik
|
Putaran
|
Waktu T
|
N = P/T
|
V
|
Vrata-rata
|
Q
|
Fr
|
Jenis
|
|
(H)
|
Pengukuran
|
(P)
|
aliran
|
||||||||
(-)
|
(m)
|
(m)
|
(-)
|
(dt)
|
(-)
|
(m/dt)
|
(m/dt)
|
(m3/dt)
|
(-)
|
(-)
|
|
1
|
0,226
|
64
|
50
|
1,28
|
0,364
|
||||||
1,13
|
0,678
|
66
|
50
|
1,32
|
0,375
|
0,359
|
Mid
|
2,431
|
0,107
|
Subkritis
|
|
(Kiri)
|
0,904
|
56
|
50
|
1,12
|
0,320
|
Mean
|
2,4047
|
||||
2
|
0,23
|
59
|
50
|
1,18
|
0,337
|
||||||
1,15
|
0,69
|
52
|
50
|
1,04
|
0,298
|
0,301
|
Mid
|
2,3515
|
0,089
|
Subkritis
|
|
(Tengah)
|
0,92
|
47
|
50
|
0,94
|
0,271
|
Mean
|
2,2976
|
||||
3
|
0,322
|
25
|
50
|
0,50
|
0,150
|
||||||
1,61
|
0,966
|
39
|
50
|
0,78
|
0,227
|
0,218
|
Mid
|
2,1213
|
0,055
|
Subkritis
|
|
(Kanan)
|
1,288
|
48
|
50
|
0,96
|
0,276
|
Mean
|
-
|
· N = P/T
= 64/ 50 = 1,28
· V = (a *
1,28) + b
= (0,275 * 1,050) + 0,012
= 0,359 (m/dt)
· V
rata-rata = ½ (V0,6 + (V0,2
+V0,8)/2)
= ½
(0,364 + (0,375 + 0,320)/2)
= 0,359
(m/dt)
· Debit
1. Mid Area
Method
Q1 = Hn * Vn [B]
= 1,13 *
0,359 [6]
= 2,431
(m3/dt)
2. Mean
Area Method
= 2,4047
m3/dt
Pada
pias satu didapatkan perkiraan dimana kecepatan alir 0 m/dt pada kedalaman
3,192 m.
Pada pias 2 didapatkan perkiraan kecepatan
0 m/dt pada kedalaman 3,799 m.
Pada pias 3 tidak didapatkan nilai yang
tepat dimana akan terjadi kecepatan alir 0 m/dt.
PEMBAHASAN
Pengukuran kecepatan aliran pada
saluran terbuka dapat menggunakan metode pelampung dan metode pengukuran dengan
current meter. Metode pengukuran
dengan pelampung yaitu dengan meletakkan pelampung di beberapa titik pengukuran
pada lebar sungai yang akan diukur kecepatan alirnya. Pada pengukuran kecepatan
alir di titik tengah memiliki nilai tertinggi sebesar 0,517 m/dt. Kecepatan
alir di bagian tengah lebih besar dibandingkan bagian kanan dan kiri karena
bagian kanan dan kiri akan dibatasi langsung dengan penampang sungai bagian
pinggir. Gaya gesek akan mempengaruhi dan mengakibatkan kecepatan alir di
bagian pinggir akan lebih kecil daripada yang bagian tengah.
Metode pengukuran kecepatan aliran
pada saluran terbuka lainnya yaitu dengan menggunakan current meter. Kecepatan alir dari pengunaan metode ini tergantung
pada posisi peletakan (kedalaman) current
meter. Semakin dalam posisi current
meter, maka kecepatan nya akan berkurang, karena aliran air pada bagian
bawah sungai atau aliran lebih kecil atau lebih tenang daripada di bagian permukaan
sungai (Grafik 4). Data yang didapatkan menunjukkan pada posisi peletakan current meter yang paling dalam yaitu
pada posisi 1,61 meter, didapatkan data rata-rata kecepatan alir paling rendah
yaitu 0,218 m/dt. Pengukuran kecepatan dengan current meter juga dilakukan tiap pias untuk mencari pada kedalaman
berapa aliran tidak akan mengalir lagi (0 m/dt). Tiap pias diberlakukan
penarikan grafik secara linier dan didapatkan kedalaman dimana aliran pada pias
tersebut o m/dt.
Perbedaan hasil pengukuran antara
metode pelampung dan metode current meter
dikarenakan prinsip prngukuran dari dua alat ini sudah berbeda, yaitu pelampung
dengan prinsip titik pengukuran dan current
meter dengan prinsip kedalaman peletakan instrumen.
Nilai bilangan Froude pada pengukuran
menunjukkan jenis alirannya subkritis karena Fr<1. Untuk aliransubkritis, kedalaman
biasanya lebih besar dan kecepatan aliran rendah (semua riak yang timbul
dapat bergerak melawan arus). Kecepatan air < kecepatangelombang hulu aliran
dipengaruhi pengendali hilir.
Penentuan
debit pada saluran terbuka menggunakan metode mid area method dan mean area
method. Dua metode yang digunakan tidak menunjukkan perbedaan yang besar,
dimana didapatkan debit sungai sekitar 2,3 – 2,4 m3/dt.
KESIMPULAN
Praktikum
yang sudah dilakukan yaitu menentukan kecepatan alir dan debit. Kecepatan alir
dicari dengan menggunakan metode pelampung dan current meter. Metode pelampung mencari kecepatan pada tiap bagian
penampang melintang permukaan sungai, dan metode current meter pada tiap kedalaman penampang sungai. Debit diukur
dengan menggunakan mean dan mid area method dan didapatkan hasil aliran sungai
tersebut subkritis.
DAFTAR PUSTAKA
Musyawir
H. 2009. Pengukuran Debit [terhubung berkala]: http://www.academia.edu/5197106/Bab_4_revisi_praktikum_hidraulika_ kelom pok_5 (2015 May 09).
0 comments:
Post a Comment